Oleh : Muhammad Mas'ud Silalahi*
*Pengasuh Rumah Qur'an*
.
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum
Malam ini, setelah melaksanakan Sholat Sunnah saya merenung sembari memandang-mandang bangunan rumah yang kecil dan tidak banyak isi.
.
Saya bersyukur kehadirat Allah s.w.t yang telah menganugerahkan kami jutaan nikmat yang banyak bahkan sampai tidak terbatas, tidak terhitung lagi jumlahnya sebanyak apa.
.
Allah s.w.t begitu sayang kepada kami, sehingga lafas syukur kami Alhamdulillah tiada henti-hentinya untuk Allah.
.
Setelah merenung tentang keadaan ke-diri-an ini, melihat-lihat keluar diri dan memandangi rumah pada tiap-tiap sudutnya, saya mendapatkan sebuah perasaan yang tentram, sejuk dan membahagiakan.
.
Kenapa itu bisa terjadi (?) Entahlah, saya juga tidak mengerti dengan perasaan saya ini. Namanya juga perasaan, kadang rasa juga bisa salah. Ibarat orang sakit yang dikasih makan enak, senikmat apapun makanan itu jika dia sakit maka rasa yang diterima oleh lidahnya juga tidak enak, bahkan bisa sampai terasa pahit.
.
Allah Maha Kaya, kepunyaan-Nya segala yang ada di langit, di bumi dan di antara keduanya. Saya kembali mengucapkan rasa syukur Alhamdulillah kepada Allah s.w.t yang telah membuat saya merasa kaya dan semoga perasaan kaya ini bukan perasaan yang hadir saat saya sedang sakit.
.
Dalam perenungan panjang ini, saya berbisik-bisik sendiri kepada diri ini, berdialog dengan nikmatnya dan terus berdialog dengan keasyikan yang melenakan.
.
Bisikan itu berkata kepada saya, "Mas'ud, jika engkau memandang kecil rumah ini maka dia akan mengecil, tapi jika kau memandang besar rumah ini maka dia akan membesar. Pandangan mu tentang rumah ini menjadi penentu masa depan pembangunannya. Pembangunan itu, bukan sekedar pembangunan material, jauh lebih penting dari itu semua adalah pembangunan energy keruhaniannya. Bahwa, rumah ini akan jadi neraka jika engkau memandangnya sebagai neraka dan rumah ini akan menjadi taman syurga jika engkau memandangnya sebagai taman syurga."
.
Yaa Rabb, pernyataan itu membuat ku tersentak dalam lamunan khayal. Tidak terasa waktu berjalan cukup panjang, saat sadarkan diri dari keterbuaian panjang kaki ku terasa keram. Hehe...
.
Aku lalu pergi ke kamar, mengambil smartphone yang sedang di cas. Lalu menuliskan bait-bait Hikmah perjalanan hidup dan mempostingnya di laman Facebook ini.
.
Kini aku mengambil kesimpulan, bahwa aku mesti menghadirkan energy positif dari dalam rumah ku sendiri, apakah itu rumah jasmani ataupun rumah rohani. Sehingga rumah yang kecil ini dapat menjadi taman-taman syurga.
.
Yaa Rabbana, anugerahkanlah kepada kami kesehatan jasmani dan rohani agar kami dapat merasakan rasa yang sejati, rasa yang benar lantaran tidak memiliki penyakit jasmani dan rohani. Sehingga kami dapat merasakan yang manis itu adalah manis. Bukan justru yang manis itu terlihat pahit. Aamiin yaa mujibas saailiin 🤲
Tidak ada komentar:
Posting Komentar