Menghadirkan prasangka baik terhadap 'Tuhan' tentu juga mesti menghadirkan prasangka baik terhadap seluruh makhluk ciptaanNya.
Dalam hal penghinaan diri, yang dilontarkan orang lain terhadap dirinya seperti cacian, makian, pengkerdilan, ujaran kebencian, dianggap gila, dilempari batu bahkan diludahi sekalipun jika ia benar-benar mengikuti suri tauladan baginda s.a.w maka ia tidak akan membalas tindakan buruk orang lain yang menimpa dirinya dengan sebuah tindakan yang sama apalagi melebihi dari itu. Walaupun sejatinya secara hukum yang berkeadilan orang yang melakukan tindakan tidak terpuji itu bisa dijatuhkan vonis hukuman sesuai aturan main hukum yang berlaku.
Begitulah memang adanya, sebagai suri tauladan yang baik baginda s.a.w telah memberikan pengajaran itu terhadap umatnya agar tidak mudah membalas prilaku buruk manusia terhadap dirinya dengan prilaku yang sama dan justru malah baginda mengajarkan kepada umatnya untuk berbuat baik, mendoakan kebaikan serta membukakan pintu maaf yang selapang-lapangnya untuk orang semacam itu.
Keluhuran hati sanubari baginda s.a.w sebagaimana yang terkisahkan dalam sejarah peradaban dunia dan fatwa-fatwanya diadopsi tidak hanya timur dan eropa tapi juga sampai pada barat dan asia. Bukan hanya untuk kaum Muslimin saja tapi juga diluar dari itu mengadopsinya untuk menjadi rujukan serta petunjuk untuk menjalani kehidupan. Misal seperti perniagaan, perpolitikan dan seterusnya dan itu telah diakui oleh para Ilmuan Modern serta para Filosof Modern
Seperti W. Montgomery Wattdengan yang menulis buku berjudul "Muhammad : Prophet and Statesment", Gunther Luling berjudul "Die Wiederentdeckung Des Propheten Muhammad", dia beranggapan bahwa Muhammad s.a.w mirip Malaikat. (halaman. 17).
Dan ada pula karya orintalis Jerman, Annemarie Schimmel yang menuliskan buku berjudul "Cahaya Purnama Kekasih Tuhan."
Schimmel penulis yang meraih gelar doktor di usia 19 tahun dan profesor di usia 23 tahun ini menggambarkan bahwa sosok Muhammad s.a.w yang penuh keagungan budi pekerti. Ia berhasil menginterpretasikan Muhammad sebagai sosok yang lembut, murah hati, sopan, santun, dan akrab pada sesama. Sehingga, kemuliaan akhlaknya ini patut dijadikan teladan bagi umat sedunia. (halaman. 333).
Dalam Buku "Ra'sul Mal" halaman 47-48, Karl Marx juga menulis bahwa "Nabi ini (Muhammad) dengan risalahnya telah membuka zaman baru untk ilmu, cahaya dan pengetahuan. Layak untuk dicatat kata-kata dan perbuatannya dalam pola operasional. Oleh karena pelajaran yang dilakukannya itu adalah wahyu Allah yang diturunkan dan merupakan risalahnya juga. Maka menjadi tugas kewajibannya untuk membersihkan kotoran-kotoran yang telah menimbuni risalah-risalah yang lalu akibat adanya perubahan, penggantian dan akibat ulah orang-orang bodoh yang mendangkalkan ajarannya tanpa dukungan orang yang berakal".
Selain Karl Marx, tokoh filosof lain yang mengakui kehebatan Nabi Muhammad s.a.w adalah Sir Herbert Spencer (1820-1903). Filosof kelahiran Cardiff, Inggris dalam bukunya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, 'Ushulul Itjima' menulis: "Hendaklah kalian menjadikan Muhammad sebagai perlambang politik agama yang tepat, dan seseorang yang paling jujur dalam menerapkan sistemnya yang kudus di tengah-tengah umat manusia seluruhnya. Muhammad merupakan suatu sosok amanat yang dijelmakan dalam kejujuran yang murni, siang dan malam selalu tekun menghidupi umatnya."
Bahkan Michael Hart, ahli sejarah dari Amerika Serikat yang pernah bekerja di NASA menempatkan Nabi Muhammad sebagai manusia paling berpengaruh sepanjang sejarah. Dalam bukunya "The 100, a Ranking of the Most Influential Persons in History," Micahel Hart menempatkan Nabi Muhammad s.a.w pada urutan pertama.
Masih banyak lagi para Ilmuan dan Filosof yang mengakui risalah kerasulan bagianda s.a.w dan menjadikan baginda s.a.w sebagai suri tauladan dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Tentu hal demikian semestinya harus kita syukuri dengan cara mengamalkan dalam keseharian kita pola hidup baginda s.a.w yang penuh kelembutan, kedamaian dan penuh cinta serta kasih sayang kudus.
Itu dikarenakan oleh baginda s.a.w tuntas dalam hal menghadirkan prasangka baik terhadap Allah s.w.t dengan hadirnya prasangka baik terhadap seluruh makhluk ciptaanNya dan menganggap yang berlaku demikian, membuat penghinaan, pengkerdilan dan seterusnya hanyalah manusia-manusia yang belum tercerahkan serta belum diberi wawasan pengetahuan.
Maka dari prasangka baik itu pula baginda s.a.w mendoakan kebaikan untuk manusia semacam itu dengan harapan Allah s.w.t mengabulkan segala doanya dan orang semacam itu dibukakan pintu hidayah, dicurahkan rahmat dariNya, diberikan keberkahan hidup dan mendapatkan keridhoan dari Allah s.w.t untuk kehidupannya dimasa akan datang.
Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala ali sayyidina Muhammad
Yaa habibillah, hati ku rindu, peluklah aku walau hanya didalam mimpi, air mata ku senantiasa menetes ketika menceritakan tentangmu... ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜
#JalanCintaMMS
Dikutip dari laman facebook Muhammad Mas'ud Silalahi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar