![]() | |||
Pasangan ABADI bersama Nelayan Tradisional Tanda tangani MoU |
www.gninewspost.my.id I Sibolga.Pasangan Bakal Calon (Balon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota
Sibolga, Bahdin Nur Tanjung dan Edi Polo Sitanggang (ABADI) membuat nota
kesepakatan atau Memorandum of Understanding (MoU) atau kontrak politik
dengan Kelompok Nelayan Tolong Menolong (KNTM) Kota Sibolga terkait
Pilkada 2020.
Penandatanganan MoU ini berlangsung di sekretariat KNTM, Jl KH Ahmad Dahlan, Kota Sibolga, Senin (17/8).
Tiga point bentuk perjanjian yang disepakati diantaranya, jika pasangan Bahdin Nur - Edi Polo atau disingkat ABADI (Ambo Bahdin-Edi) terpilih menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sibolga periode 2020-2025, bersedia menjadi pemimpin yang amanah dan mengakomodir aspirasi nelayan tradisional atau nelayan kecil Kota Sibolga.
Kemudian, Pasangan ABADI berkewajiban memperjuangkan 3 (tiga) tuntutan nelayan tradisional yakni, sepakat menjaga kelestarian laut Kota Sibolga, agar biota laut tetap terjaga demi kepentingan dan keberlangsungan hidup masyarakat khususnya nelayan kecil.
Sepakat untuk memerangi segala bentuk kegiatan Ilegal Fhising dalam bentuk apapun di laut. Serta memprioritaskan nasib nelayan tradisional.
"Semua ini bukan untuk kepentingan pribadi saya, tetapi untuk keberlangsungan hidup masyarakat nelayan Kota Sibolga khususnya nelayan tradisional. Karena kita ketahui di Sibolga ini tak ada lagi mata pencaharian kita selain dari hasil tangkapan laut, kita tak punya sawah dan ladang untuk menghidupi masyarakat," kata Ketua KNTM Sibolga, Ikhmalluddin Lubis dalam sambutannya.
Jika tidak dijaga biota laut mulai dari sekarang, masih kata Immad, kemungkinan pada tahun 2025, nelayan tradisional akan hilang, dan nasibnya tidak akan diketahui.
"Jika biota laut tidak dijaga, mungkin ini akan kehancuran kita bersama, dan tugas saya disini hanya mengkonsep kegiatan ini kepada pak Bahdin Nur Tanjung. Makanya saya menekankan kepada masyarakat nelayan, khususnya KNTM, jangan lagi mengutamakan kepentingan pribadi, pikirkan masa depan anak dan generasi kita kedepannya," sebut Immad.
Penandatanganan MoU ini berlangsung di sekretariat KNTM, Jl KH Ahmad Dahlan, Kota Sibolga, Senin (17/8).
Tiga point bentuk perjanjian yang disepakati diantaranya, jika pasangan Bahdin Nur - Edi Polo atau disingkat ABADI (Ambo Bahdin-Edi) terpilih menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sibolga periode 2020-2025, bersedia menjadi pemimpin yang amanah dan mengakomodir aspirasi nelayan tradisional atau nelayan kecil Kota Sibolga.
Kemudian, Pasangan ABADI berkewajiban memperjuangkan 3 (tiga) tuntutan nelayan tradisional yakni, sepakat menjaga kelestarian laut Kota Sibolga, agar biota laut tetap terjaga demi kepentingan dan keberlangsungan hidup masyarakat khususnya nelayan kecil.
Sepakat untuk memerangi segala bentuk kegiatan Ilegal Fhising dalam bentuk apapun di laut. Serta memprioritaskan nasib nelayan tradisional.
"Semua ini bukan untuk kepentingan pribadi saya, tetapi untuk keberlangsungan hidup masyarakat nelayan Kota Sibolga khususnya nelayan tradisional. Karena kita ketahui di Sibolga ini tak ada lagi mata pencaharian kita selain dari hasil tangkapan laut, kita tak punya sawah dan ladang untuk menghidupi masyarakat," kata Ketua KNTM Sibolga, Ikhmalluddin Lubis dalam sambutannya.
Jika tidak dijaga biota laut mulai dari sekarang, masih kata Immad, kemungkinan pada tahun 2025, nelayan tradisional akan hilang, dan nasibnya tidak akan diketahui.
"Jika biota laut tidak dijaga, mungkin ini akan kehancuran kita bersama, dan tugas saya disini hanya mengkonsep kegiatan ini kepada pak Bahdin Nur Tanjung. Makanya saya menekankan kepada masyarakat nelayan, khususnya KNTM, jangan lagi mengutamakan kepentingan pribadi, pikirkan masa depan anak dan generasi kita kedepannya," sebut Immad.
![]() |
Kelompok Nelayan Tradisional Bersama Pasangan ABADI |
Dia bahkan menegaskan, bahwa tidak ada sedikit pun kepentingan pribadinya dalam kegiatan penandatanganan kontrak politik dengan pasangan ABADI.
"Saya ini berjuang bukan kepentingan kalian (nelayan tradisional), bukan kepentingan pribadi saya. Dan bisa kalian tuntut nanti saya kalau ada terindikasi yang tidak-tidak, dan saya terbuka untuk semua ini," tegasnya.
Sementara itu, Balon Wali Kota Sibolga, Bahdin Nur Tanjung, yang didampingi Edi Polo Sitanggang menyebutkan, pasangan ABADI mengaku siap menjalankan apa yang menjadi tuntutan nelayan tradisional tersebut.
Apalagi, kata Bahdin, salah satu bentuk komitmen pasangan ABADI maju di Pilkada Sibolga adalah untuk membantu masyarakat nelayan kecil.
"Kalau kami nanti terpilih, tak perlu lah rasanya menambah-nambah ketentuan, memperjauh jarak (tangkap), tapi cukup menjalankan peraturan pemerintah yang sudah ada yaitu Permen KP nomor 2 tahun 2015 itu sudah aman, hingga pada saatnya nanti laut ini dapat menjanjikan kesejahteraan bagi anak cucu kita nantinya," ujar Bahdin Nur.
Mantan Rektor UMSU ini mengungkapkan, meski pasangan ABADI bukan calon yang memiliki finansial yang kuat, tidak memiliki pemodal yang kuat dan tidak di dukung pejabat darimana pun. Namun diyakini dengan dukungan nelayan KNTM pasangan ABADI bisa memenangkan Pilkada 2020.
"Kita tetap komitmen dalam pemberantasan segala jenis ilegal fishing dalam bentuk apa pun. Sebab, dari hasil analisa kami di beberapa kampus, bahwa rusaknya terumbu karang dan biota laut lainnya adalah penyebab berkurangnya hasil tangkap. Padahal, jika biota laut terjaha, maka nelayan tradisional tidak perlu jauh-jauh berlayar dalam menangkap ikan, seperti yang saat ini terjadi," jelasnya.
Bahdin
mengutarakan, bahwa kepeduliannya kepada nelayan tidak terjadi hari
ini, dan bagaimana dia pada tahun 2001, saat tragedi pembakaran kapal
ilegal fishing, dia memberikan dorongan moril kepada nelayan tradisional
yang tertangkap pada saat itu.
"Jadi bukan kali ini saya berbuat, jauh hari sebelum saya ada niat untuk mencalonkan diri jadi Wali Kota, kalau tidak salah itu sekitar tahun 2001 kalau saya tidak salah, pada saat itu terjadi pembakaran kapal. Untuk itu, saya tetap menjadikan nasib nelayan tradisional sebagai prioritas saya kedepan. Maka saya tegaskan sekali lagi, saya tidak ragu dengan penegakan peraturan, dan membuat pernyataan untuk menolak ilegal fishing di Kota Sibolga," pungkasnya. (Red)
"Jadi bukan kali ini saya berbuat, jauh hari sebelum saya ada niat untuk mencalonkan diri jadi Wali Kota, kalau tidak salah itu sekitar tahun 2001 kalau saya tidak salah, pada saat itu terjadi pembakaran kapal. Untuk itu, saya tetap menjadikan nasib nelayan tradisional sebagai prioritas saya kedepan. Maka saya tegaskan sekali lagi, saya tidak ragu dengan penegakan peraturan, dan membuat pernyataan untuk menolak ilegal fishing di Kota Sibolga," pungkasnya. (Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar